Amperemeter

Fungsi dan Cara Kerja Amperemeter

Diposting pada

Rekomend.id – Fungsi dan Cara Kerja Amperemeter.  Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam sebuah rangkaian. Fungsi utama dari amperemeter adalah untuk membantu dalam pengawasan dan pengukuran arus listrik dalam sebuah rangkaian listrik.

Cara kerja amperemeter adalah dengan memasang amperemeter dalam rangkaian listrik sehingga arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tersebut dapat mengalir melalui amperemeter.

Amperemeter memiliki resistansi yang rendah, sehingga arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tidak terpengaruh oleh keberadaan amperemeter.

Amperemeter juga dilengkapi dengan skala pengukuran yang akan menunjukkan besar arus listrik yang mengalir dalam satuan ampere. Skala pengukuran pada amperemeter dapat disesuaikan dengan besarnya arus listrik yang diukur sehingga hasil pengukuran dapat dibaca dengan akurat.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan amperemeter harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh orang yang berpengalaman. Kesalahan dalam penggunaan amperemeter dapat menyebabkan kerusakan pada alat, bahkan dapat membahayakan keselamatan pengguna.

Oleh karena itu, sebelum menggunakan amperemeter, pastikan untuk membaca petunjuk penggunaan dengan teliti.

Apa Itu Amperemeter

Amperemeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya kuat arus listrik pada rangkaian elektronik dan listrik. Biasanya, amperemeter dibuat dengan resistor shunt dan mikroamperemeter yang disusun secara seri untuk mendeteksi level arus dan tegangan dalam rangkaian.

Dengan adanya amperemeter, teknisi dapat dengan mudah memeriksa jaringan listrik karena besarnya kuat arus sudah diketahui.

Perlu dicatat bahwa amperemeter selalu beroperasi berdasarkan gaya Lorentz dari gaya magnet yang diciptakan oleh sebuah kumparan yang dikelilingi oleh medan magnet yang melalui arus yang mengalir.

Namun, terdapat batasan kapasitas maksimum penggunaan alat ukur amperemeter. Untuk mengatasinya, dapat dilakukan dengan menggunakan rangkaian paralel yang dipadukan dengan resistor shunt untuk memperbesar angka pengukuran.

Simbol Amperemeter

Amperemeter

Simbol amperemeter direpresentasikan dengan huruf besar A yang ditempatkan di dalam lingkaran. Ini adalah notasi yang digunakan untuk mewakili amperemeter dalam rangkaian listrik.

Bagian Bagian Ampermeter

Amperemeter

Setelah memahami arti dan simbol amperemeter, hal yang penting untuk diketahui selanjutnya adalah komponen-komponen yang terdapat pada amperemeter. Agar dapat berfungsi dengan baik, amperemeter terdiri dari beberapa komponen utama sebagai berikut:

  1. Galvanometer
  2. Terminal positif dan negatif
  3. Batas pengukuran
  4. Skala maksimum
  5. Resistansi shunt
  6. Pengukur jarum atau pointer

Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci tentang setiap komponen dari amperemeter.

1. Galvanometer

Galvanometer adalah alat yang menggunakan prinsip Lorentz dan terdiri dari inti besi yang dilapisi dengan gulungan kawat halus. Prinsip Lorentz digunakan untuk mengukur arus listrik dengan akurasi tinggi.

Inti besi didukung oleh sebuah poros yang memiliki sedikit tahanan terhadap gerakan dan ditempatkan di antara dua kutub magnet permanen.

Ketika arus listrik mengalir melalui kumparan, inti besi menjadi magnet dan tertarik ke kutub magnet dengan cara tertentu tergantung pada polaritas sambungan.

Kemudian, inti besi berputar dan jarum pointer pada skala amperemeter menunjukkan intensitas arus listrik. Untuk memperbesar batas ukur amperemeter, galvanometer disusun secara paralel dengan resistor hambatan listrik yang rendah.

2. Positif dan Negatif

Terminal positif pada amperemeter berfungsi sebagai input positif, sedangkan terminal negatif pada amperemeter berfungsi sebagai output negatif. Ini berarti bahwa arus listrik masuk ke amperemeter melalui terminal positif dan keluar dari amperemeter melalui terminal negatif.

3. Batas Pengukuran

Batas pengukuran pada amperemeter adalah nilai maksimum yang dapat diukur oleh alat tersebut. Nilai ini menunjukkan batas tertinggi dari besarnya arus yang dapat diukur oleh amperemeter.

4. Skala Maksimum

Skala maksimum adalah tampilan pada panel yang menampilkan batas nilai tertinggi. Ada beberapa cara untuk membaca amperemeter.

Untuk mengukur nilai resistansi, nilainya dilihat dari kanan ke kiri. Sedangkan untuk mengukur arus, tegangan AC atau DC, nilainya dilihat dari kiri ke kanan.

5. Resistensi Shunt

Resistensi shunt adalah komponen dalam amperemeter yang digunakan untuk membentuk jalur hambatan arus listrik yang rendah, sehingga arus dapat melewati titik lain dalam rangkaian.

Resistensi shunt memiliki nilai yang sama dengan atau kurang dari 1 ohm. Hal ini bertujuan untuk mencegah kesalahan pengukuran arus atau penyimpangan ketika ammeter dihubungkan ke rangkaian.

6. Pengukur Jarum atau Pointer

Pengukur jarum pada amperemeter merupakan bagian yang terletak di atas inti besi dan kumparan, berfungsi untuk membantu menunjukkan nilai pada skala analog.

Sementara pada amperemeter digital, nilai yang terukur ditampilkan dalam bentuk angka digital pada layar.

Cara Kerja Amperemeter

Amperemeter

Sebuah amperemeter memiliki resistansi yang rendah dan dihubungkan secara seri dengan beban untuk mengukur arus listrik yang mengalir melaluinya.

Meskipun resistansinya rendah, saat dihubungkan secara seri dengan rangkaian apapun, tidak akan mengubah arus pada rangkaian tersebut.

Arus yang sama mengalir melalui amperemeter dan beban karena rangkaian seri mempunyai arus yang tetap sama pada semua elemennya.

Dengan begitu, defleksi pada kumparan amperemeter sesuai dengan besarnya arus beban, sehingga ammeter dapat mengukur arus beban dalam rangkaian listrik.

Rangkaian Amperemeter

Amperemeter dapat dibuat dengan dua cara, yaitu seri dan shunt. Berikut adalah diagram rangkaian dasar dan koneksi rangkaian amperemeter secara seri dan paralel:

  • Rangkaian seri: Amperemeter dihubungkan secara seri dengan komponen yang diukur, sehingga arus yang mengalir melalui amperemeter sama dengan arus yang mengalir melalui komponen tersebut.
  • Rangkaian shunt: Resistansi shunt dihubungkan secara paralel dengan amperemeter, sehingga hanya sebagian kecil arus yang melewati amperemeter dan sebagian besar arus melewati resistansi shunt.

Amperemeter

Setelah dihubungkan secara seri dalam rangkaian, amperemeter akan menjadi bagian dari rangkaian dan total besaran arus akan mengalir melalui meter tersebut.

Namun, karena adanya resistansi internal dari amperemeter dan arus yang diukur, akan terjadi hilangnya daya pada perangkat ini.

Resistansi perangkat ini dijaga tetap kecil karena rangkaian termasuk resistansi yang lebih kecil, sehingga penurunan tegangan yang terjadi di dalam rangkaian juga lebih sedikit.

Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa total besaran arus dan arus akan mengalir di seluruh ammeter, sehingga penurunan tegangan yang terjadi di seluruh perangkat juga lebih sedikit.

Amperemeter

Apabila arus yang mengalir pada suatu perangkat besar, rangkaian internal perangkat dapat mengalami kerusakan. Untuk menghindari hal tersebut, resistansi shunt dapat dihubungkan secara paralel dengan ampermeter.

Dengan cara ini, ketika arus yang diukur besar, arus utama akan melewati hambatan shunt dan resistansi tidak akan berpengaruh pada fungsi perangkat. Sehingga, pengukuran arus dapat dilakukan dengan aman dan akurat tanpa merusak perangkat yang sedang diuji.

Fungsi Amperemeter

Amperemeter berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronik dan listrik. Selain itu, ada beberapa fungsi lain dari amperemeter yang perlu diketahui, yaitu:

  1. Pengukur Arus Listrik

    Fungsi utama amperemeter adalah untuk mengukur besar arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Arus listrik diukur dalam satuan ampere (A), semakin besar nilai dalam ampere, semakin banyak listrik yang mengalir pada rangkaian.

  2. Cek Kerusakan Listrik

    Dalam rangkaian listrik, keberadaan arus listrik menandakan adanya listrik yang terhubung dengan perangkat. Jika tidak ada arus listrik, maka perangkat elektronik tidak akan berfungsi.

    Dengan menggunakan amperemeter, Kamu dapat memastikan adanya arus listrik pada perangkat elektronik dan mengecek apakah terdapat kerusakan pada rangkaian listrik.

Dengan demikian, amperemeter sangat penting dalam pengukuran dan pemeriksaan arus listrik dalam rangkaian elektronik dan listrik.

Jenis Jenis Amperemeter

Tiap jenis amperemeter memiliki ciri khas dan cara kerja yang berbeda-beda. Jenis-jenis amperemeter dapat dibagi menjadi dua, yaitu amperemeter analog dan amperemeter digital, yang masing-masing memiliki cara pembacaan yang berbeda.

Berikut adalah penjelasan lengkap tentang perbedaan antara kedua jenis amperemeter tersebut.

  1. Amperemeter Analog

    Amperemeter analog adalah jenis amperemeter yang pembacaannya menggunakan jarum penunjuk yang bergerak pada skala pengukuran. Alat ini biasanya dipasang secara seri pada rangkaian yang diukur dan digunakan untuk mengukur arus AC atau DC.

    Kelebihan dari amperemeter analog adalah mudah digunakan dan memiliki keakuratan yang baik dalam pengukuran. Namun, pembacaannya tidak seakurat amperemeter digital dan rentan terhadap kesalahan manusia.

  2. Amperemeter Digital

    Amperemeter digital adalah jenis amperemeter yang pembacaannya menggunakan layar digital yang menunjukkan nilai pengukuran dalam bentuk angka. Alat ini juga dipasang secara seri pada rangkaian yang diukur dan digunakan untuk mengukur arus AC atau DC.

    Kelebihan dari amperemeter digital adalah pembacaannya lebih akurat dan mudah dibaca, serta memiliki berbagai fitur tambahan seperti kemampuan untuk menyimpan dan menampilkan data pengukuran. Namun, harga amperemeter digital biasanya lebih mahal daripada amperemeter analog.

Dalam memilih jenis amperemeter yang sesuai, perlu dipertimbangkan penggunaannya dan karakteristik dari rangkaian yang akan diukur.

Amperemeter Analog

Amperemeter analog adalah alat pengukur arus listrik yang menggunakan pointer atau jarum petunjuk untuk menunjukkan hasil pengukuran pada skala yang terdapat pada alat tersebut.

Jenis amperemeter analog terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu amperemeter AC dan amperemeter DC. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kedua jenis amperemeter analog tersebut:

1. Amperemeter AC

2. Amperemeter DC

Berikut pembahasan tentang dua jenis amperemeter analog.

  • Amperemeter AC

Ammeter analog jenis ini adalah alat pengukur arus listrik yang digunakan pada rangkaian arus bolak-balik (AC) dan umumnya dipasang secara seri dalam rangkaian tersebut.

Pada ammeter analog, hasil pengukuran arus listrik ditunjukkan melalui penunjuk jarum yang bergerak pada skala pengukuran yang terdapat pada alat tersebut.

Pemasangan ammeter analog pada rangkaian AC memerlukan koneksi secara seri dengan rangkaian yang akan diukur. Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian akan mengalir melalui ammeter analog dan menyebabkan penunjuk jarum pada skala pengukuran bergerak. Besarnya arus listrik dapat dibaca dari posisi penunjuk jarum pada skala pengukuran.

Namun, perlu diperhatikan bahwa ammeter analog jenis ini hanya dapat digunakan untuk mengukur arus bolak-balik (AC) dan tidak dapat digunakan untuk mengukur arus searah (DC).

Selain itu, penggunaan ammeter analog juga memiliki kelemahan yaitu rentan terhadap pengaruh dari perubahan suhu dan dapat memberikan hasil pengukuran yang tidak akurat jika terkena getaran atau goncangan.

Meskipun demikian, ammeter analog masih banyak digunakan pada beberapa aplikasi industri karena harganya yang relatif lebih murah dan penggunaannya yang mudah dipahami.

  • Amperemeter DC

Amperemeter DC adalah alat pengukur arus listrik searah (DC) yang berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian listrik searah.

Seperti halnya amperemeter AC, penggunaan amperemeter DC juga memerlukan koneksi secara seri dalam rangkaian listrik yang akan diukur.

Pada amperemeter DC, arus listrik yang mengalir dalam rangkaian akan mengalir melalui jembatan Wheatstone yang terdapat dalam alat tersebut.

Jembatan Wheatstone akan menghasilkan tegangan output yang akan ditunjukkan pada layar alat dalam bentuk angka. Besarnya arus listrik dapat dibaca dari nilai angka yang ditampilkan pada layar alat.

Perlu diketahui bahwa penggunaan amperemeter DC hanya dapat digunakan untuk mengukur arus searah dan tidak dapat digunakan untuk mengukur arus bolak-balik (AC). Oleh karena itu, apabila ingin mengukur arus listrik yang bolak-balik, maka perlu menggunakan amperemeter AC.

Selain itu, dalam penggunaannya, amperemeter DC juga memiliki beberapa rentang pengukuran yang dapat disesuaikan dengan besarnya arus listrik yang diukur.

Untuk menghindari kerusakan pada alat, perlu diperhatikan batas pengukuran pada amperemeter DC dan memilih rentang pengukuran yang sesuai dengan besarnya arus yang diukur.

Dalam pengoperasiannya, pengguna juga harus memperhatikan polaritas atau arah arus yang mengalir dalam rangkaian listrik. Hal ini karena amperemeter DC hanya dapat membaca arus listrik yang mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Jika terjadi kebalikannya, maka hasil pengukuran akan tidak akurat atau bahkan dapat merusak alat.

Amperemeter Digital

Perbedaan antara amperemeter analog dan digital terletak pada cara pembacaannya. Pada amperemeter analog, hasil pengukuran arus listrik ditunjukkan melalui penunjuk jarum pada skala pengukuran.

Sedangkan pada amperemeter digital, hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk angka digital pada layar. Kelebihan amperemeter digital terletak pada kemudahan dan akurasi pembacaan hasil pengukuran.

Pengguna hanya perlu melihat urutan angka yang tertera pada layar untuk mengetahui nilai arus listrik yang diukur. Hal ini berbeda dengan amperemeter analog yang memerlukan interpretasi terhadap posisi penunjuk jarum pada skala pengukuran.

Selain itu, amperemeter digital juga memiliki ketelitian yang lebih tinggi dan tidak rentan terhadap perubahan temperatur, sehingga memberikan hasil pengukuran yang lebih akurat.

Namun, kelemahan dari amperemeter digital adalah harga yang lebih mahal dibandingkan dengan amperemeter analog. Dalam penggunaannya, amperemeter digital juga memiliki beberapa mode pengukuran, seperti AC (arus bolak-balik) dan DC (arus searah) serta beberapa rentang pengukuran yang dapat disesuaikan dengan besarnya arus listrik yang diukur.

Dalam hal pengoperasian, amperemeter digital juga lebih mudah karena memiliki tombol pengaturan dan kalibrasi yang memudahkan pengguna untuk mengatur dan mengkalibrasi alat.

Kegunaan Amperemeter

Manfaat dari penggunaan amperemeter dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

  • Digunakan di berbagai bidang mulai dari pendidikan hingga industri.
  • Berguna untuk mengukur arus listrik dalam gedung-gedung guna memastikan bahwa arusnya tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi.
  • Dapat digunakan di perusahaan manufaktur dan bidang instrumentasi untuk memeriksa fungsi perangkat.
  • Dapat digunakan bersama dengan termokopel untuk memeriksa suhu.
  • Para teknisi listrik sering menggunakan alat ini untuk memeriksa rangkaian listrik.

Penutup

Dalam artikel ini, Rekomend.id telah membahas tentang cara kerja amperemeter, dimana ampermeter merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik dalam rangkaian listrik. Kita telah membahas simbol amperemeter, bagian-bagian utama amperemeter, dan cara kerjanya saat dihubungkan dengan rangkaian listrik.

Dengan mengetahui informasi cara kerja ampermeter, kita dapat memahami bagaimana cara menggunakan amperemeter secara tepat untuk mengukur arus listrik. Jangan lupa untuk selalu berhati-hati saat bekerja dengan listrik dan mengikuti petunjuk penggunaan cara kerja amperemeter yang benar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *