Daftar Menu Selamatan Bangun Rumah Tradisi Jawa

Daftar Menu Selamatan Bangun Rumah Tradisi Jawa

Diposting pada

Rekomend.id – Daftar Menu Selamatan Bangun Rumah Tradisi Jawa. Menu Selamatan Bangun Rumah merupakan aspek penting dalam budaya Jawa yang mengiringi setiap tahapan pembangunan rumah. Ini bukan hanya sekadar sebuah rangkaian hidangan yang disajikan dalam sebuah acara, melainkan juga sebuah simbol yang mendalam dan sarana untuk memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat.

Dalam tradisi ini, setiap hidangan memiliki makna filosofis dan tujuan yang jauh lebih dalam daripada hanya sekadar menyantap makanan. Mari kita telusuri lebih lanjut tentang arti dan makna dari Menu Selamatan Bangun Rumah dalam konteks budaya Jawa yang kaya akan nilai-nilai tradisional dan spiritual.

Tujuan Hidangan Menu Selamatan Bangun Rumah Untuk Syukuran

Bagi masyarakat Jawa, selamatan dianggap penting dalam setiap momen yang berkesan, seperti kelahiran, kematian, pernikahan, khitanan, perayaan Islam, bersih desa, pembelian kendaraan, pembangunan rumah, dan sebagainya.

Tradisi selamatan saat membangun rumah tidak hanya terjadi setelah rumah selesai dibangun dan berdiri kokoh. Bahkan sejak awal tahap pondasi, masyarakat Jawa biasanya menggelar selamatan khusus.

Proses pembuatan pondasi dalam budaya Jawa sering disebut “Nduduk Pondasi.” Kata “nduduk” di sini merujuk pada penggalian tanah untuk pondasi rumah.

Saat membuat pondasi rumah, terdapat tradisi tertentu yang diikuti oleh masyarakat Jawa, seperti yang terjadi di Kabupaten Tulungagung, yaitu selamatan bangun pondasi. Dengan demikian, pembangunan rumah dimulai dengan upacara selamatan, sesuai adat yang telah turun-temurun.

Bagaimana Proses Slametan Bangun Rumah?

Selain menjadi bagian dari warisan budaya Jawa, penyelenggaraan selamatan saat membangun rumah juga mencakup doa bersama untuk memastikan kelancaran dan keberkahan selama proses pembangunan rumah, mulai dari pembuatan pondasi hingga selesai.

Biasanya, dalam prosesi selamatan bangun rumah ini, seluruh warga di sekitar akan berkumpul di rumah yang sedang mengadakan selamatan ini.

Dalam bahasa Jawa, momen ini disebut “seserawung,” yang menggambarkan kebersamaan yang erat dan memperkuat hubungan sosial antara tetangga. Ini juga menjadi salah satu ciri khas dari tradisi selamatan di Jawa.

Prosesi selamatan ini sederhana dan lebih mirip dengan tasyakuran biasa. Biasanya, sekitar 10 hingga 30 tetangga berkumpul mengelilingi hidangan berkat (yang terdiri dari hidangan selamatan) dan berbagai perlengkapan dengan duduk bersila.

Daftar Menu Selamatan Bangun Rumah Tradisi Orang Jawa

Dalam setiap selamatan “nduduk pondasi” dan selamatan bangun rumah, tuan rumah akan menyajikan beberapa hidangan khusus yang merupakan bagian dari tradisi selamatan tersebut.

Meskipun beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai sesajen, sebenarnya itu bukanlah sesajen. Setiap hidangan dan perlengkapan memiliki makna filosofis tersendiri, yang mengandung ajaran dan petuah dari warisan leluhur Jawa.

Berikut beberapa contoh menu selamatan yang disajikan setelah bangun rumah:

1. Sego Gureh

Sego gureh adalah nasi putih yang memiliki rasa gurih karena dimasak dengan menggunakan santan kelapa. Nasi putih dalam konteks ini menjadi lambang dari kehidupan yang sejahtera.

2. Jenang Sengkolo

Jenang sengkolo adalah bubur beras yang diberi gula merah di tengahnya, yang sering disebut juga sebagai bubur merah putih. Sesuai dengan namanya, jenang sengkolo melambangkan upaya untuk menolak bala.

3. Lodho (Ingkung)

Lodho, yang sering disebut juga sebagai ingkung, adalah ayam utuh yang dimasak hanya dengan mengambil isi perutnya. Ini melambangkan kesatuan dari makna sejati, bahwa semua keinginan dan harapan bisa tercapai atau terwujud.

4. Pala Kependem

Pala kependem adalah hidangan yang terdiri dari berbagai jenis umbi-umbian seperti telor rambat, ganyong, suweg, uwi, dan lain-lain. Umbi-umbian ini merupakan akar tumbuhan, dan dalam tradisi ini, mereka dianggap sebagai simbol untuk memperkuat pondasi rumah, sebagaimana akar-akar yang kuat dalam tanah.

5. Gedang Rojo

Gedang rojo, atau sering disebut sebagai pisang raja, adalah salah satu hidangan yang sering dihidangkan dalam selamatan. Kata “gedang” dalam pelafalannya mirip dengan “padang,” yang memiliki arti terang. Oleh karena itu, harapannya adalah agar semua tahapan dalam proses pembangunan rumah, mulai dari awal hingga akhir, dapat berjalan dengan penuh kecerahan.

Penutup

Demikian artikel ini, Rekomend.id telah membahas mengenai Daftar Menu Selamatan Bangun Rumah Tradisi Jawa.

Dalam Daftar Menu Selamatan Bangun Rumah Tradisi Jawa, setiap hidangan yang disajikan bukan hanya sekadar makanan, melainkan juga mengandung makna dan simbol yang mendalam. Ini adalah ungkapan rasa syukur dan harapan agar proses pembangunan rumah berjalan lancar, sejahtera, dan penuh berkah.

Dengan penuh keceriaan, keluarga dan tetangga berkumpul untuk merayakan momen ini, memperkuat ikatan sosial, dan menjalani upacara yang kaya akan warisan budaya. Menu Selamatan Bangun Rumah bukan hanya tentang hidangan, melainkan juga tentang kesatuan, harapan, dan keyakinan dalam menghadapi masa depan.

Terima kasih telah membaca artikel Daftar Menu Selamatan Bangun Rumah Tradisi Jawa ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *