Pengertian Relay Fungsi Relay

Pengertian Relay dan Fungsinya

Diposting pada

Rekomend.id – Pengertian Relay dan Fungsinya. Relay adalah komponen elektronika yang memegang peranan penting dalam dunia elektronika dan kelistrikan. Fungsi relay sangat beragam dan luas, dan keberadaannya sangat krusial dalam berbagai aplikasi elektronik.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam Pengertian Relay dan Fungsinya berperan dalam mengendalikan aliran arus listrik.

Mari kita menjelajahi dunia relay dan memahami mengapa komponen ini menjadi elemen penting dalam berbagai sistem elektronik.

Pengertian Relay

Relay adalah elemen dalam suatu rangkaian elektronika yang berfungsi sebagai saklar atau switch untuk mengendalikan aliran listrik dengan cara mengaktifkan atau menonaktifkan kontak saklar.

Komponen-komponen yang membentuk relay terdiri dari elektromagnet (coil) dan komponen mekanis (perangkat saklar).

Fungsi utama dari coil adalah untuk menarik atau melepaskan kontak poin agar dapat terhubung atau terputus sesuai dengan jenis relay yang digunakan.

Gambar Bentuk dan Simbol Relay

Di bawah ini terdapat gambar-gambar bentuk dan simbol yang umumnya ditemukan dalam rangkaian elektronika untuk Relay.

gambar bentuk Relay dan Simbol Relay

Komponen- komponen Dasar Relay

Relay memiliki empat komponen dasar yang menjadi kunci bagi kinerjanya yang optimal. Oleh karena itu, penting untuk memahami komponen-komponen penyusunnya sebelum kita membahas cara kerja relay.

Adapun komponen- komponen dasar dari relay adalah:

  • Elektromagnet (coil).
  • Armatur.
  • Kontak Poin Saklar (switch).
  • Pegas (spring).

Ayo kita telaah dengan lebih rinci penjelasan tentang komponen-komponen dasar relay yang tercantum di bawah ini.

Electromagnetic (coil)

Dari segi penampilan fisik, coil ini menyerupai lilitan kawat tembaga yang biasanya dilapisi dengan lapisan email.

Fungsi utamanya adalah berperan sebagai medan magnet, terutama untuk mengatur arus listrik yang mengalir pada tingkat tegangan tertentu dalam rangkaian khusus.

Armature

Komponen yang disebut Armature berbentuk lempengan logam.

Fungsinya adalah sebagai tuas kontak yang dapat mengubah posisi saklar berdasarkan pengaruh medan magnet.

Switch Kontak Point (saklar)

Komponen relay yang berikutnya, dengan bentuk yang paling mudah dikenali, adalah switch kontak point. Ini karena bagian ini terletak di bagian terluar dari relay.

Sebagai kontak output dalam komponen relay, saklar ini biasanya hanya memiliki dua kondisi: kontak NO (normally open) dan NC (normally closed). Kedua kondisi tersebut berfungsi sesuai dengan karakteristik masing-masing.

Spring

Komponen ini juga sering disebut sebagai per. Fungsinya adalah untuk memfasilitasi pengembalian posisi switch kontak dengan lebih mudah.

Contohnya, dari posisi yang awalnya tertutup menjadi terbuka, atau sebaliknya.

Untuk memberikan gambaran yang lebih mendetail, kami melampirkan gambar rinci dari komponen-komponen dalam relay:

gambar dari bagian – bagian relay

Pada bagian kontak poin, terdapat dua jenis relay, yaitu NO (Normally Open) dan NC (Normally Closed). NO adalah kondisi relay setelah dialiri arus listrik, sementara NC adalah kondisi awal di mana relay ini belum dialiri arus listrik.

Dari gambar di atas, Anda dapat melihat ilustrasi tentang bagaimana sistem kerja relay beroperasi. Penjelasan mengenai prinsip kerja relay dapat ditemukan di bawah ini.

Kontak Poin (Contact Point) dalam Relay terbagi menjadi dua jenis:

  1. Normally Close (NC): Pada kondisi awal sebelum diaktifkan, kontak ini selalu berada dalam posisi TERTUTUP (CLOSE).
  2. Normally Open (NO): Pada kondisi awal sebelum diaktifkan, kontak ini selalu berada dalam posisi TERBUKA (OPEN).

Berdasarkan gambar di atas, terdapat sebuah inti besi (Iron Core) yang dililiti oleh sebuah kumparan Coil yang berperan dalam mengontrol inti besi tersebut.

Ketika kumparan Coil dialiri arus listrik, ini menciptakan gaya elektromagnet yang menarik Armature untuk berpindah dari posisi awalnya (NC) ke posisi baru (NO), mengubahnya menjadi saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO).

Posisi Armature sebelumnya (NC) menjadi terbuka atau tidak terhubung. Ketika arus listrik tidak mengalir melalui kumparan, Armature akan kembali ke posisi awal (NC).

Coil yang digunakan dalam Relay untuk menggerakkan Kontak Poin ke posisi Tertutup biasanya memerlukan arus listrik yang relatif kecil.

Arti Pole dan Throw pada Relay

Karena Relay termasuk salah satu jenis saklar, maka istilah Pole dan Throw yang digunakan dalam saklar juga berlaku pada Relay. Di bawah ini adalah penjelasan singkat tentang istilah Pole dan Throw:

Pole: Ini mengacu pada jumlah kontak (contact) yang dimiliki oleh sebuah relay.

Throw: Ini mengacu pada jumlah kondisi yang dapat diatur oleh sebuah kontak (contact) dalam relay.

Berdasarkan jumlah Pole dan Throw dalam sebuah relay, relay dapat diklasifikasikan menjadi:

Single Pole Single Throw (SPST): Relay tipe ini terdiri dari 4 Terminal, dengan 2 Terminal untuk saklar dan 2 Terminal tambahan untuk Coil.

Single Pole Double Throw (SPDT): Relay tipe ini memiliki 5 Terminal, dengan 3 Terminal untuk saklar dan 2 Terminal tambahan untuk Coil.

Double Pole Single Throw (DPST): Relay tipe ini memiliki 6 Terminal, termasuk 4 Terminal yang membentuk 2 Pasangan Terminal Saklar, serta 2 Terminal tambahan untuk Coil. Relay DPST dapat digunakan sebagai 2 saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.

Double Pole Double Throw (DPDT): Relay tipe ini memiliki 8 Terminal, termasuk 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 Coil tunggal. Terdapat juga 2 Terminal tambahan untuk Coil.

Selain kategori Relay yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat juga Relay-relay dengan lebih dari dua Pole dan Throw, seperti 3PDT (Triple Pole Double Throw) atau 4PDT (Four Pole Double Throw), dan sebagainya.

Untuk pemahaman yang lebih detail tentang Klasifikasi Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, harap merujuk pada gambar di bawah ini:

Klasifikasi Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw

Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay

Beberapa fungsi Relay yang telah umumnya diintegrasikan ke dalam peralatan elektronika meliputi:

  1. Relay digunakan untuk melaksanakan Fungsi Logika (Logic Function).
  2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi Penundaan Waktu (Time Delay Function).
  3. Relay digunakan untuk mengontrol sirkuit tegangan tinggi dengan bantuan sinyal tegangan rendah.
  4. Terdapat juga Relay yang berfungsi untuk melindungi motor dan komponen lainnya dari kelebihan tegangan atau gangguan hubung singkat (Short).

Fungsi Dioda pada Rangkaian Relay

Penggunaan dioda dalam relay memiliki dua fungsi utama. Pertama, dioda digunakan untuk mencegah arus balik yang dapat merusak gulungan relay. Selain itu, dioda juga berfungsi sebagai pelindung terhadap lonjakan tegangan pada relay otomotif.

Induksi listrik dengan tegangan yang cukup tinggi memiliki risiko tinggi, termasuk potensi konsleting listrik dan kemungkinan masalah lainnya. Oleh karena itu, penggunaan rangkaian dioda tentu saja akan lebih aman.

Penggunaan Relay dalam dunia elektronika atau bidang kelistrikan umumnya dianggap sangat vital, terutama dalam beberapa jenis rangkaian. Melalui penggunaan relay, aliran arus listrik pada output dapat diatur sesuai dengan keinginan atau kebutuhan pengguna.

Kondisi NC dan NO pada relay juga dapat disesuaikan sesuai dengan kemampuan relay itu sendiri. Keadaan relay sebelum dialiri arus listrik dan setelah dialiri arus listrik merupakan aspek yang krusial dalam penggunaan relay.

Penggunaan relay juga dianggap dapat mengurangi kemungkinan terjadinya konsleting listrik dan gangguan pada aliran arus listrik, sehingga nilai risikonya menjadi lebih rendah.

Ini dianggap lebih memastikan keselamatan dalam penggunaan listrik, baik pada skala kecil, menengah, maupun besar.

Baca Juga:

Penutup

Demikan artikel ini, Rekomend.id telah membahas mengenai Pengertian Relay dan Fungsinya.

Dalam ringkasan, pengertian relay dan fungsi relay sangat penting dalam dunia elektronika dan kelistrikan. Relay adalah komponen kunci yang memungkinkan kontrol yang tepat terhadap aliran arus listrik dalam berbagai aplikasi.

Dengan berbagai jenis dan konfigurasi yang tersedia, relay membantu mengatur dan melindungi peralatan elektronik dan kelistrikan, menjadikannya instrumen yang vital untuk menjaga keselamatan dan kinerja sistem listrik, dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks.

Terima kasih telah membaca artikel Pengertian Relay dan Fungsinya ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *