Pengertian SCR Silicon Controllled Rectifier Prinsip Kerja SCR

Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier)

Diposting pada

Rekomend.id – Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan Prinsip Kerjanya. Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan prinsip kerjanya merupakan dasar penting dalam memahami salah satu komponen kunci dalam dunia elektronika.

SCR adalah singkatan dari Silicon Controlled Rectifier, yang merupakan perangkat semikonduktor yang memiliki peran vital dalam mengendalikan arus listrik dalam berbagai aplikasi.

Dalam artikel ini, Rekomend akan membahas mengenai Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan Prinsip Kerjanya.

Untuk memahami lebih lanjut tentang SCR, mari kita mulai dengan merinci Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan Prinsip Kerjanya.

Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier)

Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan komponen dalam rangkaian elektronika yang berperan sebagai saklar atau pengendali.

Pada awalnya, alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1956. Sebagai komponen semikonduktor, SCR memiliki fungsi yang mirip dengan dioda, yaitu digunakan secara umum untuk mengalirkan arus listrik dari anoda ke katoda.

Tetapi, berbeda dari dioda, SCR juga memiliki kemampuan untuk mengatur tegangan atau daya, sehingga sering disebut juga sebagai pengontrol atau pengendali.

Dari segi penampilan, dioda biasa dan SCR sebenarnya hampir sama. Perbedaannya terletak pada jumlah terminal yang dimilikinya saja.

Jika dioda hanya memiliki 2 terminal, yaitu anoda dan katoda, maka SCR berbeda. SCR memiliki 3 terminal, yaitu katoda, anoda, dan terminal gate.

Bentuk dan Simbol SCR

Berikut ini adalah Gambar fisik dan Simbol dari SCR (Silicon Controlled Rectifier):

Simbol dari SCR (Silicon Controlled Rectifier)

Prinsip Kerja SCR

Prinsipnya, SCR bekerja mirip dengan dioda biasa, tetapi SCR memerlukan tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk mengaktifkannya. Ketika kaki Gate menerima tegangan positif sebagai pemicu (trigger), SCR akan menghantarkan arus listrik dari Anoda (A) ke Katoda (K).

Setelah SCR mencapai keadaan “ON”, ia akan tetap dalam keadaan ON meskipun tegangan positif yang berperan sebagai pemicu (trigger) dilepaskan. Untuk mematikan SCR, arus maju dari Anoda ke Katoda harus diturunkan hingga mencapai titik Ih (Holding Current) SCR.

Nilai arus Holding atau Ih dapat ditemukan di dalam datasheet SCR itu sendiri. Setiap jenis SCR dapat memiliki nilai arus Holding yang berbeda.

Namun, pada dasarnya, untuk mematikan SCR, kita hanya perlu menurunkan tegangan maju dari Anoda ke Katoda hingga mencapai nol.

Jenis – jenis SCR dan Klasifikasinya

Setelah membahas Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan Prinsip Kerjanya, Rekomend akan membahas mengenai Jenis – jenis SCR dan Klasifikasinya.

SCR jenis ini dapat dibedakan berdasarkan beberapa kategori, antara lain berdasarkan bentuk fisiknya dan karakteristik bias gate yang dihasilkannya.

Mari kita lihat pembahasan tentang jenis-jenis SCR dan klasifikasinya sebagai berikut:

1. SCR Berdasarkan Packing

Jenis pertama dari SCR dapat dilihat dari segi bentuk fisiknya. Berdasarkan bentuk fisik dan kemasannya, SCR dapat dibagi menjadi lima jenis berikut:

  • Stud SCR merujuk pada SCR yang dikemas dalam bentuk baut. SCR TO adalah SCR berbentuk transistor.
  • SCR SOT adalah jenis SCR yang berbentuk isotop.
  • SCR Diamond adalah SCR yang memiliki bentuk seperti berlian.
  • SCR Press Diode adalah SCR yang berbentuk seperti kancing.

2. SCR Berdasarkan Karakteristik Bias Gate

Selain berdasarkan tampilan fisik dan kemasannya, SCR juga dapat dibedakan berdasarkan karakteristik bias gate yang dihasilkannya. Karakteristik bias ini menggambarkan respons SCR terhadap arus yang mengalir pada terminal gate.

Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:

  • Mode Forward Blocking SCR

Dalam mode forward blocking, SCR berperan untuk menghambat aliran arus maju, menyebabkan pemblokiran. Akibatnya, arus pada terminal anoda dan katoda menjadi positif.

Ketika terminal katoda dan anoda dalam keadaan positif, terminal gate akan terbuka. Saat itu terjadi, J2 akan mengalami bias balik, sementara J1 dan J3 akan berada dalam keadaan bias maju.

  • Mode Forward Conduction SCR

Mode konduksi maju adalah kondisi di mana SCR beralih ke mode konduksi setelah sebelumnya mengalami pemblokiran. Ketika mode ini diterapkan, persimpangan J2 akan mengalami breakdown.

Selanjutnya, SCR akan beralih ke mode konduksi, sehingga menjadi saklar tertutup dan arus listrik dapat mengalir melalui komponen tersebut. Untuk mengubah mode pemblokiran menjadi konduksi, terdapat dua cara yang dapat dilakukan.

Metode pertama yang dapat digunakan adalah dengan memberikan pulse positif pada terminal gerbang. Sementara metode kedua adalah dengan meningkatkan tegangan sehingga tegangan pada katoda dan anoda melampaui tegangan pada SCR.

  • Mode Reserve Blocking Mode SCR

Pada mode pemblokiran reserve, terminal J2 pada SCR akan mengalami bias balik. Sementara itu, terminal J1 dan J3 akan berada dalam kondisi bias maju. Ini disebabkan oleh kondisi anoda dan katoda yang sejajar, artinya keduanya memiliki muatan positif.

Dalam mode pemblokiran reserve, arus bocor yang dikeluarkan oleh terminal gate adalah arus bocor yang kecil. Sebagai akibatnya, perangkat akan memiliki impedansi yang tinggi, terutama ketika tegangan breakdown yang dihasilkan memiliki tegangan yang rendah.

Karakteristik SCR

Setelah mengetahui Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan Prinsip Kerjanya, Rekomend akan membahas tentang Karakteristik SCR.

SCR (Silicon Controlled Rectifier) memiliki sifat dan karakteristik khas yang memisahkannya dari komponen elektronika lainnya. Berikut adalah karakteristik dari SCR:

1. Material

Dalam hal bahan atau material yang membentuknya, SCR terdiri dari material semikonduktor dan memiliki lapisan silikon. Ada empat jenis bahan semikonduktor yang digunakan, yaitu PNPN atau Positif Negatif Positif Negatif.

Terlebih lagi, dalam perangkat elektronika ini, terdapat juga terminal gate yang terbuat dari material semikonduktor. Namun, material semikonduktor yang digunakan memiliki muatan positif.

2. Kaki

SCR seringkali disamakan dengan dioda, bukan? Ini karena pada dasarnya, fungsi perangkat ini hampir serupa. Hanya perlu diingat, SCR memiliki 3 terminal sementara dioda hanya memiliki 2 terminal.

Jika dioda hanya memiliki 2 terminal, yaitu anoda dan katoda, maka SCR memiliki 3 terminal, yaitu anoda, katoda, dan gate. Terminal gate ini adalah yang mengontrol agar arus dalam rangkaian terhubung dengan baik.

3. Kemampuan

Selanjutnya, karakteristik SCR adalah kemampuannya. SCR adalah komponen elektronika yang berperan sebagai pengendali. Kemampuan perangkat ini dalam mengontrol tegangan listrik dalam rangkaian sangat tinggi, sehingga sering digunakan sebagai saklar dalam aplikasi rangkaian elektronik.

4. Susunan

Pada SCR, bahan semikonduktor yang digunakan disusun dalam pola PNPN atau Positif Negatif Positif Negatif. Selain itu, terdapat juga terminal gate yang memiliki muatan positif dan terletak dekat dengan katoda.

Baca Juga:

Penutup

Demikian artikel ini, Rekomend.id telah membahas mengenai Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan Prinsip Kerjanya.

Dalam pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan prinsip kerjanya, dapat kita simpulkan bahwa SCR adalah komponen penting dalam dunia elektronika yang berfungsi sebagai pengendali arus listrik.

Dengan kemampuannya untuk mengubah mode dari pemblokiran menjadi konduksi, SCR memiliki peran krusial dalam mengatur aliran listrik dalam berbagai aplikasi.

Penggunaan bahan semikonduktor dengan pola PNPN dan keberadaan terminal gate yang dapat mengontrolnya menjadikan SCR sebagai saklar yang efektif dalam berbagai rangkaian elektronik.

Dengan pemahaman mengenai karakteristik dan cara kerja SCR, kita dapat memanfaatkannya secara efisien dalam berbagai aplikasi elektronika.

Terima kasih telah membaca artikel Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan Prinsip Kerjanya ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *