Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya

Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya

Diposting pada

Rekomend.id – Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya. Dalam dunia teknologi, transduser adalah komponen vital yang berfungsi sebagai perantara antara berbagai bentuk energi.

Transduser memungkinkan kita untuk mengubah satu bentuk energi menjadi bentuk energi lainnya, memfasilitasi proses penting dalam berbagai aplikasi elektronika dan industri.

Dalam konteks ini, mari kita memahami lebih lanjut tentang yang ada.

Dengan demikian, kita akan dapat mengapresiasi peran yang mereka mainkan dalam berbagai aspek kehidupan kita, dari komunikasi hingga pengukuran dan banyak lagi.

Pengertian Transducer

Transduser adalah perangkat elektronik yang mengubah satu jenis energi menjadi jenis energi lainnya. Jenis-jenis energi yang dapat diubah meliputi energi mekanik, energi listrik, energi cahaya, energi kimia, energi panas, energi suara, energi elektromagnetik, dan banyak jenis energi lainnya.

Aplikasi transduser yang paling sederhana dapat ditemukan pada mikrofon dan telepon seluler. Kedua perangkat ini mengubah energi akustik yang dihasilkan oleh pengguna menjadi sinyal listrik, yang kemudian diperkuat hingga mencapai tingkat tertentu.

Sinyal listrik ini selanjutnya dikonversi menjadi sinyal audio yang dapat didengar melalui speaker. Selain mikrofon dan speaker, contoh penggunaan transduser lainnya meliputi termometer, antena, dan berbagai jenis sensor.

Jenis-jenis Transducer

Berdasarkan peran fungsinya, transduser dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu transduser input dan transduser output.

Hampir semua perangkat elektronik memiliki kedua jenis transduser ini. Di bawah ini, terdapat sebuah diagram blok sederhana yang menggambarkan perjalanan sinyal dari transduser input ke transduser output.

Transduser Input (Input Transducer)

Transduser Input adalah jenis transduser yang mampu mengubah energi fisik, seperti cahaya, tekanan, suhu, atau gelombang suara, menjadi sinyal listrik atau resistansi yang kemudian dapat dikonversi menjadi tegangan atau sinyal listrik.

Sebagai contoh, mikrofon dapat mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang dapat dikirim melalui kabel listrik. Transduser Input juga sering disebut sebagai sensor.

Ini adalah beberapa komponen elektronika atau perangkat elektronika yang termasuk dalam kategori transduser input.

  • LDR (Light Dependent Resistor) mengubah cahaya menjadi resistansi (hambatan).
  • Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi resistansi (hambatan).
  • Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi resistansi (hambatan).
  • Mikrofon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik.

Transduser Output (Output Transducer)

Transduser Output adalah jenis transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi bentuk energi fisik, seperti suara.

Sebagai contoh, loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar oleh manusia. Transduser Output juga sering disebut sebagai aktuator.

Beberapa komponen elektronika atau perangkat elektronika yang termasuk dalam kategori transduser output antara lain adalah sebagai berikut:

  • LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi energi cahaya.
  • Lampu mengubah listrik menjadi energi cahaya.
  • Motor mengubah listrik menjadi gerakan.
  • Heater mengubah listrik menjadi panas.
  • Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi suara.

Penggabungan Transducer Input dan Output

Setelah memahami Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya, Rekomend akan membahas mengenai penggabungan Transducer Input dan Output.

Banyak perangkat elektronika yang kita gunakan saat ini merupakan hasil gabungan antara transduser input dan transduser output.

Dalam perangkat elektronika tersebut, terdapat sensor (transduser input) dan aktuator (transduser output) yang mengubah satu bentuk energi menjadi bentuk energi lainnya, dan kemudian mengubahnya lagi menjadi bentuk energi yang berbeda.

Sebagai contoh, termometer untuk mengukur suhu tubuh mengubah suhu tubuh kita menjadi sinyal listrik (transduser input = sensor suhu), lalu sinyal tersebut diproses oleh rangkaian elektronika khusus menjadi angka atau tampilan yang dapat kita baca (transduser output = tampilan).

Aplikasi Transduser

Berdasarkan penggunaannya, transduser dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah:

  • Transduser Elektromagnetik, seperti Antena, Kepala Pita/Kepala Disk, Cartridge Magnetik.
  • Transduser Elektrokimia, seperti Sensor Hidrogen, Probe pH.
  • Transduser Elektromekanik, seperti Motor Putar, Potensiometer, Sensor Aliran Udara, Sel Beban.
  • Transduser Elektroakustik, seperti Speaker, Earphone, Mikrofon, Transceiver Ultrasonik.
  • Transduser Elektro-optik, seperti Lampu LED, Dioda Laser, Lampu Pijar, Tabung CRT.
  • Transduser Termoelektrik, seperti Komponen NTC dan PTC, Thermocouple.

Transducer Berdasarkan Medua Transdusi

Berdasarkan rak adaptor, kita juga dapat mengkategorikan adaptor berdasarkan jenis bracket pemasangannya. Adaptor itu sendiri memiliki tiga jenis, yaitu resistif, induktif, dan kapasitif. Mari kita telaah karakteristik dari masing-masing jenis probe ini.

Transduser Resistansi. Transduser jenis probe resistansi ini mengalami perubahan akibat pengaruh lingkungan, dan karenanya disebut sebagai probe resistansi.

Salah satu contoh penggunaan dari jenis probe ini adalah dalam termometer sentuh, di mana resistansi logam berubah seiring perubahan suhu. Sifat resistansi yang dapat berubah ini dimanfaatkan untuk mengukur suhu.

Transduser Induktif. Transduser induktif (elektromekanis) adalah perangkat listrik yang dipergunakan untuk mengubah gerakan fisik menjadi perubahan dalam nilai induktansi.

Beberapa aplikasi dari induktor yang telah kita bahas sebelumnya termasuk dalam kategori transduser induktif.

Beberapa penggunaan praktisnya mencakup sensor jarak, pemantauan posisi, trackpad, deteksi gerakan, dan berbagai aplikasi lainnya.

Transduser Kapasitif. Transduser kapasitif menggunakan kapasitansi untuk mengubah gerakan mekanis menjadi sinyal listrik.

Nilai input yang memengaruhi perubahan kapasitansi diukur langsung oleh probe kapasitansi. Jenis probe ini menggunakan transduser mekanis untuk mengukur volume, kepadatan, berat, dan berbagai parameter lainnya. Salah satu aplikasi umum transduser ini adalah sebagai transduser tekanan.

Telah kita lihat cara kerja Transduser kapasitif dalam penjelasan tentang kapasitor. Transduser kapasitif menggunakan komponen kondensator sebagai alat untuk mengukur tekanan berdasarkan perbedaan kapasitansi yang terjadi.

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, kapasitor yang terdiri dari dua pelat logam memiliki kapasitansi yang bervariasi tergantung pada jarak antara kedua pelat logam tersebut.

Tekanan yang diberikan akan mengurangi jarak antara pelat logam dan dengan demikian mempengaruhi kapasitansi.

Klasifikasi Transduser

Setelah membahas Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya, Rekomend akan membahas mengenai Klasifikasi Transducer.

Menurut William D.C. pada tahun 1993, terdapat dua metode klasifikasi untuk transduser, yakni transduser yang menghasilkan sinyal sendiri dan transduser yang menggunakan sinyal eksternal.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai kedua klasifikasi konverter tersebut:

Transduser Self-Generated

Konverter yang dihasilkan sendiri, atau self-generated converter, merupakan jenis konverter yang dapat menghasilkan energi sendiri dan hanya memerlukan sumber daya untuk beroperasi.

Karena itu, perannya adalah sebagai sumber tegangan dan dapat menghasilkan energi listrik secara langsung dari transduser ini.

Generator Eksternal

Jenis transduser kedua adalah probe generator eksternal yang memerlukan sumber daya eksternal untuk berfungsi.

Contoh konverter yang termasuk dalam kategori ini adalah potensiometer, NTC, dan banyak contoh konverter generator eksternal lainnya.

Komponen Transduser

Setelah mengetahui Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya, Rekomend akan membahas Komponen Transduser.

Komponen konverter sebenarnya terdiri dari konverter input dan konverter output, mulai dari termistor hingga probe sensor. Berikut adalah beberapa komponen konverter input yang umumnya digunakan:

  • Termistor adalah jenis konverter yang mengubah energi panas atau dingin menjadi sinyal listrik berdasarkan perubahan resistansi.
  • Resistor yang responsif terhadap cahaya adalah komponen yang mengubah energi cahaya menjadi sinyal listrik.
  • Mikrofon adalah alat yang mengubah energi gelombang suara menjadi sinyal arus listrik.
  • Rheostat adalah komponen yang mengubah energi potensial menjadi sinyal listrik dalam konteks sinyal listrik.

Komponen-komponen keluaran konverter adalah:

  • Bagian-bagian dari konverter motor mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
  • Komponen pemanas mengubah energi listrik menjadi energi panas.
  • Komponen LED mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
  • Komponen pengeras suara mengubah sinyal listrik menjadi energi suara.

Penutup

Demikian artikel ini, Rekomend.id telah membahas Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya ini.

Dalam Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya, kita dapat melihat bagaimana perangkat elektronika ini berperan dalam mengubah satu bentuk energi menjadi bentuk energi lainnya.

Jenis-jenis transduser, baik yang menghasilkan energi sendiri maupun yang memerlukan sumber daya eksternal, memiliki peran krusial dalam berbagai aplikasi teknologi modern.

Dengan memahami Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya, kita dapat lebih memahami bagaimana mereka berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan kita, dari komunikasi hingga pengukuran dan banyak lagi.

Keseluruhan, transduser memainkan peran penting dalam perkembangan teknologi saat ini dan masa depan.

Terima kasih telah membaca artikel Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *