Persamaan Transistor 1862

Datasheet dan Persamaan Transistor 1862

Diposting pada

Rekomend.id – Datasheet dan Persamaan Transistor 1862. Transistor 1862 adalah transistor yang umum digunakan pada banyak rangkaian elektronika, baik itu proyek mahasiswa, pelajar, maupun perangkat elektronika komersial. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, transistor 1862 termasuk ke dalam jenis transistor bipolar NPN dengan kemampuan penguatan sinyal yang lumayan.

Transistor ini dikemas dalam bentuk paket plastik ringkas TO-92. Meskipun ada beberapa pabrik yang menggunakan kemasan paket yang berbeda, transistor 1862 umumnya diproduksi dalam kemasan TO-92.

Transistor ini memiliki penguatan sinyal atau gain yang cukup baik, yaitu sekitar 100. Dengan tingkat penguatan yang tinggi ini, kita dapat menggunakan komponen ini pada rangkaian penguat sinyal di bagian driver.

Namun, kita harus mengatur cara pemberian tegangan bias pada pin basis transistor agar tidak terlalu tinggi karena hal ini dapat membuat transistor cepat panas.

Beban arus maksimum yang dapat ditangani oleh transistor ini mencapai 2A dengan tegangan kolektor-emitornya mencapai 30 Volt. Oleh karena itu, transistor ini cocok digunakan pada rangkaian switching daya untuk mengangkat beban hingga 2A.

Contoh Persamaan Transistor 1862

Terdapat beberapa transistor yang bisa menggantikan transistor 1862 karena memiliki karakteristik dan spesifikasi tegangan yang mirip. Berikut adalah daftar beberapa persamaan transistor 1862 yang dapat digunakan sebagai pengganti transistor 1862:

  • STD01N
  • STD01P
  • STD03N
  • STD03P
  • STD100N03LT4
  • STD100N10F7
  • STD100N3LF3
  • STD100NH02LT4
  • STD100NH03LT4
  • STD105N10F7AG

Persamaan Transistor Pengganti 1862

Secara prinsip persamaan transistor 1862, teman-teman bisa mengganti transistor dengan jenis yang lain, selama transistor yang baru memiliki sifat dan data teknis yang sama atau lebih tinggi. Jadi, saat mengganti transistor, kita tidak hanya harus mencari transistor dengan persamaan transistor 1862 yang sama.

Namun, kita harus memeriksa data teknis seperti tegangan dan arus listrik maksimum yang dimiliki oleh transistor baru atau transistor setara. Sebagai contoh, jika transistor yang ingin diganti memiliki arus kolektor tertinggi sebesar 0,5 A, maka kita harus mencari transistor pengganti yang memiliki arus kolektor tertinggi setidaknya sebesar 0,5 A atau bahkan lebih besar.

Hal ini bertujuan untuk mencegah transistor beroperasi terlalu keras, yang dapat menyebabkan transistor menjadi panas dan rusak. Untuk melihat data teknis dan spesifikasi setiap transistor, kita bisa merujuk pada lembar data transistor yang disediakan oleh pabrik pembuatnya.

Persamaan Susunan Pin Transistor Pengganti 1862 

Salah satu hal penting yang harus diperhatikan saat menggunakan transistor setara adalah mengetahui posisi terminal masing-masing transistor pengganti yang akan digunakan. Kita harus memperhatikan bahwa susunan pin pada transistor setara tidak selalu sama dengan transistor aslinya yang akan diganti.

Karena itu, kita harus mengetahui posisi kaki-kaki transistor pengganti tersebut agar tidak salah memasangnya pada rangkaian, yang dapat menyebabkan kerusakan pada transistor.

Informasi Datasheet Transistor 1862

Datasheet adalah sebuah dokumen yang berisi informasi terkait dengan suatu peralatan elektronik. Dalam datasheet, terdapat informasi mengenai fitur, karakteristik, kemampuan, dan desain bentuk komponen secara keseluruhan.

Dengan membaca dan mempelajari datasheet suatu komponen elektronik, kita dapat memperkirakan kekuatan dan fungsi dari komponen tersebut dalam rangkaian elektronik.

JenisNPN
TipeSTD1862
Kemasan PaketTO-92
Nilai Penguatan ( hfe )Max. 100
Arus Kolektor ( IC )Max. 2A
Tegangan Emitor – Basis ( VEB )5 V
Tegangan Kolektor – Emitor (VCB )Max. 30 V
Tegangan Kolektor – Basis ( VCB )Max. 30 V
Disisipasi Kolektor0.5 W
Frekuensi Transisi170 MHz
Nilai Noise– dB
Suhu kerjaMax. 150 °C

Fungsi Transistor 1862

Dalam persamaan transistor 1862 secara umum, transistor dapat digunakan baik sebagai saklar maupun sebagai penguat arus atau tegangan. Artinya, transistor tidak hanya digunakan sebagai penguat sinyal pada rangkaian amplifier, namun juga dapat diaplikasikan sebagai saklar atau switching.

Penggunaan transistor dalam rangkaian elektronika, baik sebagai penguat atau saklar, dapat dikendalikan dengan mengatur arus bias basis transistor. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasannya:

1. Transistor 1862 Sebagai Saklar

Untuk mengoperasikan transistor sebagai saklar, kita harus memberikan tegangan bias pada basis transistor yang melebihi tegangan breakdown transistor. Biasanya, tegangan breakdown atau tegangan tembus transistor berada di kisaran 0,3 V hingga 0,7 V.

Ketika tegangan bias basis melebihi batas tegangan tembusnya, maka transistor akan masuk dalam mode saturasi. Pada kondisi ini, hambatan kolektor-emitor sangat rendah, hampir mendekati nol, sehingga arus listrik dapat mengalir di antara kedua kaki transistor seperti saklar dalam keadaan tertutup.

Untuk menghentikan aliran arus listrik pada kolektor-emitor, cukup menghentikan bias tegangan pada basis transistor, sehingga transistor berada pada keadaan cut off atau non-aktif. Pada kondisi ini, hambatan antara kaki kolektor-emitor sangat besar, sehingga arus listrik tidak dapat mengalir di antara kedua kaki transistor seperti saklar dalam kondisi terbuka.

Ketika menggunakan transistor sebagai saklar, kita harus mengatur besar arus bias pada basis transistor dengan baik agar tidak terlampau besar. Pemberian arus bias yang terlalu besar dapat menyebabkan kerusakan pada transistor. Sebaiknya, arus bias basis transistor sekitar antara 10 mA hingga 100 mA tergantung spesifikasi transistor masing-masing. Untuk itu, diperlukan hambatan pembatas arus pada kaki basis transistor.

2. Contoh Penggunaan Transistor 1862

Transistor 1862 merupakan komponen elektronika yang sering digunakan dalam sistem elektronika sebagai penguat sinyal audio dan RF di frekuensi menengah.

Transistor ini memiliki spesifikasi nilai gain yang tepat untuk digunakan pada blok rangkaian driver atau preamplifier. Selain itu, transistor ini juga sering digunakan sebagai penguat akhir pada rangkaian amplifier audio mini yang menggerakkan speaker kecil.

Sebagai saklar, transistor 1862 dapat mengangkat beban hingga 1A dengan kebutuhan tegangan bias basis yang kecil.

Hal ini membuat transistor ini cocok digunakan pada sistem sirkuit mikrokontroller seperti arduino, raspberry, dan AVR.

Beberapa contoh aplikasi dari transistor 1862 antara lain sirkuit driver penguat audio, sirkuit dimmer lampu LED, sirkuit pengatur speed motor DC, sirkuit penguat RF, rangkaian switching daya, penguat akhir daya rendah, sirkuit regulator tegangan, dan rangkaian charger baterai.

Tips Agar Transistor Awet

Transistor biasanya sudah dirancang untuk mampu menangani tegangan hingga batas maksimum tertentu. Ada bahkan jenis transistor dengan kemampuan menahan tegangan hingga ratusan Volt, seperti yang sering digunakan pada sistem switching power supply atau rangkaian horizontal televisi yang membutuhkan tegangan tinggi.

Meskipun transistor dapat bekerja dengan baik pada tegangan maksimum, sebaiknya kita memberikan tegangan yang lebih rendah sekitar 20% di bawah batas maksimalnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar transistor tidak rusak karena bekerja terlalu keras.

Sebagai contoh, jika batas maksimal tegangan kolektor – emitor sebuah transistor adalah 100 V, sebaiknya tegangan kolektor – emitor yang diberikan sekitar 80 V saja. Dengan begitu, transistor tidak akan mudah panas dan bisa bertahan lama.

Jenis transistor yang mampu menangani daya besar sebaiknya dilengkapi dengan pendingin yang cukup untuk membuang panas secara maksimal. Karena suhu transistor yang terlalu tinggi dapat mengurangi efektivitas kinerjanya. Selain itu, paparan suhu panas yang tinggi juga dapat menyebabkan transistor cepat rusak.

Penutup

Dalam artikel ini, rekomend.id telah membahas tentang persamaan transistor 1862 yang sering digunakan pada sistem penguat sinyal audio dan RF di frekuensi menengah. Transistor ini juga cocok untuk digunakan pada sistem sirkuit mikrokontroller karena kebutuhan tegangan bias basis yang kecil.

Selain itu, transistor 1862 juga bisa digunakan sebagai saklar dengan kemampuan mengangkat beban maksimum mencapai 1A. Beberapa contoh aplikasi dari transistor ini adalah sirkuit pengatur speed motor DC, penguat akhir daya rendah, dan sirkuit regulator tegangan.

Namun, penting untuk diingat bahwa transistor memiliki batas maksimal tegangan yang sebaiknya tidak melebihi 20% dari batas maksimalnya untuk menjaga agar transistor tidak mudah rusak dan mampu bertahan lama. Transistor juga perlu dilengkapi dengan pendingin yang cukup untuk membuang panas secara maksimal pada jenis transistor yang mempunyai kemampuan bekerja untuk daya besar.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, penggunaan transistor 1862 dapat memberikan performa yang optimal pada berbagai macam aplikasi elektronika.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *